Selamat Datang di Blog Ayu I'u Gek

Kamis, 07 Juni 2012

TEORI-TEORI PENDIDIKAN

    Manusia lahir dalam keadaan lemah dan belum mampu melakukan aktifitas. Semua hal yang dilakukan bergantung pada bantuan orang lain. Namun walaupun begitu, ia memiliki suatu potensi yang dapat ia kembangkan kelak, selama menuju pada proses pendewasaan diri.
    Untuk menuju proses tersebut dapat dilakukan melalui jalan pendidikan baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Usaha pendidikan dilakukanatau diusahakan berdasarkan keyakinan tertentu. Keyakinan tersebut didasarkan pada suatu pandangan, baik filosofis maupun teoritis.
      Keyakinan ini disebut para ahli sebagai unsur-unsur hukum dasar atau teori-teori pendidikan. Teori ini dipandang sebagai ide-ide dalam filsafat pendidikan yang meliputi:    Pandangan Nativisme
Teori ini awalnya diperkenalkan oleh seorang filsof Jerman Arthur Scopenhauer (1788-1880).
Berpendapat bahwa perkembangan individu semata-mata dibawa oleh faktor yang dibawa sejak lahir. Menurut pandangan ini, hasil pendidikan ditentukan oleh anak itu sendiri. Oleh karena anak sejak lahir sudah membawa pembawaannya sendiri, apakah itu pembawaan baik atau jelek. Dengan demikian, lingkungan kurang memberi pengaruh yang besar, karena semuanya sedah ditentukan oleh bawaan anak semenjak lahir.
Ajaran filsafat Nativisme yang dapat digolongkan filsafat Idealisme berkesimpulan bahwa perkembangan pribadi hanya ditentukan oleh faktor hereditas, faktor dalam yang berarti kodrati.
Ajaran Nativisme ini dapat dianggap aliran yang pesimistis, karena menerima kepribadian sebagaimana danya, tanpa kepercayaan adanya nilai pendidikan untuk merubah kepribadian.
  • Pandangan Naturalis
         Tokoh dari pandangan ini adalah J.J. Rousseau, filsuf Prancis yang hidup tahun 1712-1778. Berpendapat bahwa semua nak lahir dengan penbawaan baik, dan tak ada seorang anak pun yang memiliki pembawaan jelek. Malah sebaliknya, anak yang mempunyai pembawaan baik menjadi rusak Karena pengaruh lingkungannya. Pandangan ini kurang memandang artinya pendidikan bagi perkembangan anak. Dalam perkembangan selanjutnga pandangan ini banyak ditinggal orang, sebab pada kenyataannya pendidikan justru memberikan konstribusi pokok bagi pendewasaan manusia.

  • Pandangan Environtalisme
       Orang pertama yang mengungkapkan pendapat ini adalah John Locke, seorang filsuf Inggris yang hidup tahun 1632-1704.
     Berpendapat bahwa perkembangan anak sangat bergantung pada lingkungannya. Pandangan ini memberi penekanan bahwa lingkungan member konstribusi bagi pembentukan pribadi anak. Anak ibarat kertas putih yang bias dtulis dengan berbagai warna. Oleh sebab itu, hasil pendidikan dianggap sebagai campur tangan lingkungan terhadapnya.
     Teori ini dikenal sebagai Teori Tabularasa atau Teori Empirisme. Karena lingkungan itu relatif dapat diatur dan dikuasai manusia, maka teori ini bersifat optimis dengan tiap-tiap perkembangan pribadi, sebab perkembangan pribadi ditentukan oleh faktor - faktor lingkungan, terutama pendidikan.
  •     Pandangan konvergensi
        Pandangan ini pada awalnya dikembangkan oleh William Stern seorang ahli pendidikan Jerman yang hidup pada tahun 1871-1939.
       Berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, faktor bawaan maupun faktor lingkungan memberikan kontribusi yang sepadan. Pendapat pandangan ini tidak memisahkan secara terkotak-kotak antara faktor bawaan dengan faktor lingkungan. Faktor bawaan, misalnya bakat seseorang, bisa tidak akan berkembang manakala tidak ada lingungan yang mendukungnya. Sebaliknya lingkungan yang baik akan kurang bermakna apa-apa manakala anak sendiri tidak menunjukkanbakat atau kemampuan untuk mengembangkan diri.
        Ini mengandung maksud bahwa anak dengan segala potensi yang dimilikinya adalah makhluk yang memerlukan bantuan untuk berkembang ke arah kedewasaan. Oleh karena itu dalam tahapan selanjutnya ia perlu dibimbing dan diberi pendidikan kearah pendewasaan dirinya.
         Pandangan ini meyakini bahwa perkembangan anak adalah hasil perpaduan antara pembawaan dan lingkungan.  Aliran ini mengakui akan kodrat manusia yang memiliki potensi sejak lahir, namun potensi itu akan berkembang menjadi baik manakala mendapat sentuhan pengaruh lingkungan yang menopang perkembangan dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar