Selamat Datang di Blog Ayu I'u Gek

Jumat, 01 Juni 2012

ANALISIS PUISI "KALAU KAU LUPAKAN AKU" KARYA PABLO NERUDA

      Puisi Pablo Neruda yang berjudul ‘Kalau Kau Lupakan Aku’ ini terdiri dari enam stanza dan empat puluh delapan larik. Puisi ini merupakan sebuah puisi yang bertemakan tentang percintaan.
       Puisi ini menceritakan tentang keinginan penulis yang tulus berasal dari dalam lubuk hati penulis yang terdalam akan permintaannya kepada kepada kekasih pujaan hatinya. Puisi ini mengisahkan kata hati penulis yang ingin agar kekasih hatinya tahu mengenai perasaan penulis yang sesungguhnya. Betapa cintanya penulis kepada kekkasih hatinya tersebut dan betapa perih serta sakit yang akan dirasakan oleh penulis apabila kekasih hatinya tersebut pergi meninggalkannya.
      Menurut saya, puisi ini adalah puisi yang lumayan dekat dalam hati masyarakat pembaca, sebab memang puisi yang bertemakan tentang percintaan semacam ini terasa begitu gampang untuk dihayati dan dimengerti serta sangat dekat dengan kehidupan kita sebagai manusia yang setiap saat membutuhkan kasih sayang serta perhatian.
     Pablo Neruda seolah sangat mengerti tentang tema-tema kehidupan dan cinta kasih ini. Itu terlihat dari karyanya yang memang berkisaran pada kisah remaja dan percintaan.
Puisi ini menggambarkan sebuah pengharapan dan penantian cinta yang nantinya akan memberikan kebahagiaan pada kedua insan yang sedang memadu kasih. Sebuah hubungan yang dijalani atas dasar kesetiaan walaupun hubungan tersebut dijalani dalam jarak yang berjauhan. Disitulah kesetiaan dan pengorbanan menjadi hal yang sangat mengharukan dan menjadi kekuatan dalam puisi ini.
Makna yang dapat saya ambil dari puisi Pablo Neruda yang berjudul ‘Kalau Kau Lupakan Aku’ ini adalah :

Kumau kau mengerti
Satu hal ini.
      Disini penulis menyatakan bahwa ia menginginkan seseorang untuk mengerti sesuatu yang ingin ia katakan. Tentunya yang ingin penulis katakan adalah tentang perasaannya dan juga kegundahan yang selama ini penulis rasakan. Penulis ingin ada seseorang yang mau mendengar serta mengerti tentang ujarannya tersebut. Dan penulis menginginkan bahwa yang dapat mengerti dirinya tersebut adalah kekasihnya. Penulis ingin memberikan sebuah pengertian dan harapan kepada kekasihnya, dengan harapan nantinya tidak akan ada kekecewaan di dalam hati kedua insan ini.

Kau tahu semua ini:
     Kalimat pada larik pertama di stanza kedua ini memberikan makan bahwa  penulis ingin menegaskan bahwa sebenarnya yang ingin dikatakan oleh penulis bukanlah hal yang luar biasa, namun sesuatu yang biasa. Sesuatu yang telah diketahui oleh kekasihnya tersebut. Namun dalam puisi ini penulis ingin mempertegas kembali tentang semua itu agar tercipta saling pengertian antara penulis dan kekasihnya tersebut.

Kalau aku memandang
Bulan kristal, memandang ranting merah
Musim gugur yang bergerak lambat di jendelaku,
       Ketiga larik ini merupakan sebuah kesatuan yang utuh, dituliskan dalam larik yang berbeda namun berhubungan satu dengan yang lainnya. Pada larik ini penulis sebenarnya menggunakan perumpamaan untuk melukiskan perasaannya. Ini dapat dilihat dari kata ‘bulan kristal, ranting merah, musim gugur, dan bergerak lambat di jendelaku’. Tentunya kita semua tahu bahwa tak ada bulan kristal, yang ada hanyalah bulan purnama. Dimana pada saat purnama bulan itu bulat sempurna sehingga pancaran sinarnya sangat benderang bagaikan sebongkah kristal yang berpendar di dalam kegelapan.
        Begitu juga dengan kata ranting merah, paduan kedua buah kata ini merupakan kiasan dari arti yaitu pada saat penulis menatap dunia yang menjelang pagi dimana penulis dapat melihat tombak-tombak halus sinar sang mentari yang berwarna jingga kemasan. Seolah-olah bagaikan lukisan ranting pohon besar yang berwarna merah dan melambai-lambai menyambut datangnya fajar.
       Dan arti dari kata musim gugur adalah pemandangan pada sore hari. Pada sore hari tentunya daun-daun berguguran setelah saharian diterpa oleh cahaya matahari yang lumayan terik. Selain itu kata musim gugur ini juga berarti adalah pemandangan pada saat gugurnya sang mentari yang kambali pada peraduannya. Sebuah pemandangan alam yang indah dimana lagit berwarna merah dengan garis-garis siluet tajam yang mengitarinya.
       Sedangkan kalimat bergerak lambat di jendelaku berarti bahwa perjalanan hidup/hari-harinya penulis rasakan berjalan dengan sangat lambat. Ini merupakan gambaran perasaan penulis. Perpauan larik ini mengandung satu makna yang dituliskan dengan sangat indah oleh penulis. Setelah menguraikan kata demi kata akhirnya kita akan mengerti bahwa maknanya merupakan gambaran perjalanan hari-hari manusia, dari semenjak matahari terbit hinga matahari terbenam kembali. Dan ini khusus pada perjalanan hari-hari yang dirasakan oleh penulis.

Kalau kusentuh
Di dekat perapian
Abu lembut halus
Atau tubuh keriput kayu api,
Semuanya ini membawaku padamu,
         Perpaduan antara kelima larik ini kambali merupakan sebuah perumpamaan yang digunakan oleh penulis untuk melukiskan kejadian-kejadian dan kisah-kisah dari keseharian dalam perjalanan hidupnya.
        Kalau kusentuh, merupakan pengartian mengenai apa saja yang ingin dan akan dilakukan oleh penulis. Sedangkan kalimat  didekat perapian mengandung arti mengenai perasaan penulis yang menggelora karena rindunya kapada sang kekasih pujaan hatinya yang telah lama terbendung.
       Abu lembut halus atau tubuh keriput kayu api, menyatakan tentang pekerjaan yang dilakukannya setiap hari. Kekasihnyalah yang menjadi penyemangat dalam dirinya sehingga menjadi obat yang paling mujarab bagi penulis untuk tetap berkarya dan bekerja menyelesikan semua tugas-tugasnya.
     Semuanya ini membawaku padamu, merupakan pernyataan bahwa penulis selalu memikirkan kekasih hatinya setipa waktu. Apapun yang dikerjakan dan dilihat oleh penulis selalu membuatnya semakin rindu pada kekasihnya tersebut. Tak ada hari yang dilalui tanpa memikirkan pujaan hatinya.

Seolah semua yanga ada,
Aroma, cahaya, logam,
Adalah kapal kapal kecil
Yang berlayar
Menuju pulau-pulaumu yang menungguku itu.
     Gabungan larik ini sebenarnya masih berhubungan dengan larik-larik sebelumnya, sebab larik-larik ini juga terdapat pada satu stanza yang sama, yaitu apda stanza kedua. Jadi larik-larik ini memberikan suatu perpaduan makna yang saling terkait dengan yang lainnya.
    ‘Seolah semua yang ada, aroma, cahaya, logam’ merupakan sebuah kiasan yang mewakili perwujudan dari segala perasaan penulis. Apa yang penulis rasakan, apa yang penulis lihat, apa pun yang disentuh oleh penulis, dan semua wangi-wangian dan aroma yang terhirup oleh hidung penulis.
       Adalah kapal kapal kecil yang berlayar menuju pulau-pulaumu yang menungguku itu. Sebuah kalimat yang kompleks dan berarti sangat mendalam. Gabunagn kalimat pada larik ini merupakan rangkaian makna yang menyatakan bahwa apapun yang dirasakan, dilihat, dan dihirup oleh penulis selalu membawa alam pikiran penulis tertuju pada kekasihnya yang menunggunya diseberang daerah sana.

Jadi
Kalau sedikit demi sedikit kau berhenti mencintaiku
Sedikit demi sedikit aku akan berhenti mencintaimu.
       Stanza ketiga ini memberikan makna yang berbeda dari rangkaian kalimat pada stanza pertama dan kedua. Stanza ketiga ini merupakan sebuah gambaran tentang apa yang akan dilakukan oleh penulis apabila kekasih hatinya itu berpaling darinya dan mencoba untuk melupakan cinta yang selama ini telah mereka jalin dan selalu berusaha mereka jaga. Larik ini menyatakan sebuah hubungan sebab akibat dari perjalanan cinta antara penulis dan kekasihnya tersebut. Mengenai sebuah gambaran kejadian yang akan datang pada masa yang belum diketahui.

Kalau tiba-tiba
Kau melupakanku
Jangan lagi cari aku,
Karena aku pasti sudah akan melupakanmu.
          Gabungan kempat larik ini adalah kalimat puitis yang terdapat pada stanza keempat dalam puisi ini. Masih merupakan pernyataan dari hati penulis yang akan terluka apabila kekasih hatinya berpaling darinya. Penulis tidak mau bertemu dengan kekasihnya lagi apabila kekasihnya tersebut mencoba untuk melupakannya. Dan bila itu terjadi maka penulis juga pasti akan melupakan kekasihnya.
 
Kalau kau pikir lama dan membosankan
Angin musim
Yang berhembus dalam hidupku,
           Bermakna apabila sang kekasih merasa tidak tahan lagi dan merasa bosan untuk menunggu kedatangan penulis yang pergi jauh dari sisinya. Angin musim yang berhembus dalam hidupku, merupakan pernyataan penulis bahwa perjalanan penulis dalam meninggalkan kekasihnya itu akan memakan waktu yang sangat lama. Dan mungkin itulah yang akan mendasari perasaan kekasihnya yang akan merasa jenuh dalam penantiannya menunggu kedatanagn penulis.

Dan kau putuskan
Untuk meninggalkanku di pantai
Hati di mana akarku berada,
       Penulis mencoba untuk menggambarkan keinginan hati dari kekasihnya yang berniat untuk meninggalkan penulis dan memutuskan jalinan cinta yang selama ini telah  mereka bina. Kalimat ‘hati dimana akarku berada’ yaitu bahwa selama ini hati dan cinta penulis telah ia berikan seutuhnya kepada kekasihnya. Dan kata akar menjadi penegas serta penjelas bahwa betapa cintanya penulis kepada kekasihnya tersebut. Sebab cintanya sangat tulus berasal dari jiwanya.

Ingatlah
Hari itu juga,
Detik itu juga,
Aku akan melepaskan tanganku
Dan akarku akan berlayar
Mencari negeri baru.
      Kata-kata ini menjadi sesuatu yang akan dilakukan oleh penulis sebagai konsekuensi dari perbuatan yang dilakukan oleh kekasihnya. Apabila kekasihnya melupakan dan meninggalkan penulis maka pada saat itu juga penulis akan menutup pintu hatinya dan akan mengubur cintanya yang dalam bersama kepergian kekasihnya itu. Ini tergmabar jelas dari kalimat aku akan melepaskan tanganku.
       Sedangkan dua larik terakhir yang berbunyi dan akarku akan berlayar mencari negeri baru, menyatakan bahwa bila hal itu terjadi maka penul;is akan pergi dari sisi hati dan raga kekasihnya untuk mencari pujaan hati yang baru. Disini penulis merupakan seseorang yang berhati besar dan tidak mau larut dalam kesedihan yang mendalam. Kedua larik tersebut seakan menggambarkan kekerasan hati dari seorang penulis.

Tapi
Kalau setiap hari,
Setiap detik,
Kau rasa kau memang ditakdirkan untukku
Dengan kemesraan yang tak terkira,
         Apabila pada stanza ketiga, keempat dan kelima mengambarkan kekerasan hati penulis yang akan terluka apabila ditinggalkan oleh kekasihnya, maka pada stanza keenam yang merupakan stanza terakhir ini menyatakan kebalikan dari semua itu.
        Larik-larik tersebut menggambarkan pengharapan hati penulis agar kekasih hatinya itu selalu bersabar menunggu kedatangan penulis. Dan penulis berharap dalam penantiannya tersebut kekasih hatinay itu tidak akan pernah berpaling darinya, namun perpisahan tersebut dapat semakin mempererat jalinan kasih yang telah diikrarkan oleh penulis bersama kekasihnya tersebut.

Kalau setiap hari sebuah bunga
Merambat naik ke bibirmu mencariku,
       Kedua larik tersebut bermakna bahwa semakin hari cinta kekasih dari penulis itu semakin bertambah kepada penulis. Dan kekasih penulis masih selalu setia pada penulis dalam penantiannya.

Ah cintaku, kekasihku,
Dalam diriku semua api itu akan terbalas,
Dalam diriku tak ada yang akan padam atau terlupakan,
         Menggambarkan kesyukuran hati penulis akan kesetiaan dan cinta yang diberikan oleh pujaan hatinya itu kepada penulis. Penulis tidak akn pernah melupakan semua cinta dan pengorbanan kekasihnya dan cinta di hati penulis akan tumbuh lebih besar lagi. Cinta penulis tidak akan pernah mati dan kekasihnya tersebut akan mandapatkan cinta dan perhatian yang setimpal dari semua pengorbanan yang telah diberikan oleh kekasihnya tersebut kepada penulis.

Cintaku hidup dari cintamu, kekasihku
Dan selama kau hidup cintaku akan terus dalam rangkulanmu
Tanpa meninggalkanmu.
           Ketiga larik terakhir di stanza terakhir ini menyatakan bahwa sebenarnya cinta di hati penulis itu tumbuh karena adanya cinta dan perhatian dari kekasihnya tersebut. Selama kekasihnya tersebut selalu mencintainya dan setia kepada penulis maka selama itu juga penulis akan setia dan tetap mencintai kekasihnya. Penulis tidak akan pernah mencoba untuk menghianati dan meninggalkan kekasih hatinya. Penulis berharap bahwa jalinan cinta mereka ini akan langgeng sampai akhir hayat mereka. Sebab penulis ingin selalu mencintai dan menyayangi kekasihnya itu seumur hidupnya.

        Puisi ini merupakan sebuah puisi yang indah dan mengharukan. Menggambarkan tentang sebuah ketulusan cinta dan keikhlasan dalam menyayangi seseorang. Cinta itu tulus dari dalam hati dan hanya hati yang dapat merasakan cinta yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar